Wednesday 5 January 2011

EVENTS - FOLLOW UP (1) - West Flanders Trade Mission to Indonesia - November 2010 - Indonesian Press

The delegation of West Flanders was so helpful to send us some pics and news from the Trade Mission that did visit Indonesia back in November 2010.

The original announcement/posting can be reached HERE.  The Trade Mission also shared a drink with the BLIC Belgian Luxembourg  Indonesia Club, posting of which can be reached HERE.
The pictures of the Trade Mission can be viewed HERE.
The Belgian Press Message can be accessed HERE.


Hereunder some newsclippings from the Indonesian Press.


NEWS 1 : Berita Jakarta

 
diskominfomas

BERITAJAKARTA.COM — 22-11-2010 15:50
Pemprov DKI Jakarta menyambut baik keinginan Pemerintah Belgia yang ingin menanamkan investasinya dalam bidang pembangunan pelabuhan, pengolahan air limbah dan pengolahan air bersih untuk minum di DKI Jakarta. Rencananya, Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) DKI Jakarta akan menjadi fasilitator untuk mempertemukan para investor asal Belgia itu dengan para Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah Pengolahan Air Limbah (PD PAL) Jaya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya serta Dirut PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi, Sutanto Soehodo mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Christian Tanghe beserta 10 investor asal Belgia di antaranya, Komisaris Cools Technologies, Guy Cool (pengusaha pengolahan air limbah) dan General  Manager Asia Pacific Oceania Prot of Zeebrugge, Jan Van Nieuwenburg di Balaikota, Senin (22/11). “Intinya, mereka menawarkan berbagai kerja sama, seperti pembangunan pelabuhan, pengolahan air limbah, air bersih untuk minum dan pengembangan agro terminal kepada Pemprov DKI Jakarta. Mereka tertarik untuk melihat peluang bisnis di Jakarta terkait keahlian yang mereka miliki,” ujar Sutanto, Senin (22/11).

Dijelaskan Sutanto, Belgia ingin melihat kemungkinan bisa melakukan sharing ekspertisi atau keahlian di bidang pelabuhan. Karena Belgia tahu Pemprov DKI Jakarta berencana mengembangkan pelabuhan Tanjungpriok dan membangun pelabuhan internasional Ali Sadikin di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Marunda. Sebab, Belgia juga memiliki pelabuhan yang cukup besar, meski tak sebesar pelabuhan di Rotterdam dan Amsterdam, Belanda. Kondisi ini hampir sama dengan pengembangan Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta Utara yang juga akan lebih fokus pada pelayanan kontainer.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun Pelabuhan Internasional di KEK Marunda untuk menyinergikan pelayanan Pelabuhan Tanjungpriok yang tidak hanya sebatas pada pelayanan kontainer saja, melainkan bisa dijadikan sebagai pelabuhan angkutan umum kapal. Ternyata, rencana ini menarik perhatian para investor tersebut. “Ya, sangat mungkin Pemprov DKI akan menggandeng Belgia untuk membangun pelabuhan internasional Ali Sadikin di KEK Marunda. Karena mereka punya pengalaman dengan pelabuhan dalam atau deep water port. Saya kira sangat mungkin hal itu terjadi,” katanya.

Ada dua pilihan yang ditawarkan Belgia dalam pembangunan pelabuhan baru untuk menangani kapal-kapal besar yakni, pelabuhan diibangun hingga ke tengah laut atau hanya dibuat kolam untuk mengamankan air laut, sehingga bongkar muat kapal besar di tengah laut dan barang-barang disimpan di kapal kecil untuk kemudian di bawa masuk ke pelabuhan.

Pemprov DKI Jakarta, ditegaskan Sutanto, sangat terbuka terhadap tawaran kerja sama dan keinginan investor Belgia berinvestasi di bidang pelabuhan. Sebab, untuk membangun pelabuhan membutuhkan biaya yang sangat besar. Tidak mungkin hanya dibebankan pada APBD atau APBN saja. “Jadi kita sangat menerima tawaran tersebut. Sebab tawaran itu mempermudah dan mempercepat tujuan pembangunan Pelabuhan Internasional Ali Sadikin. Saya kira perlu dijajaki secara spesifik,” tegasnya.

Tawaran kerja sama lainnya yang mengemuka dalam pertemuan itu yakni, antara lain dalam bidang pengolahan air bersih, air limbah dan juga pengembangan agro terminal.

Kepala BPMP DKI, Terman Siregar, mengatakan perusahaan-perusahaan pengolahan air limbah dan air bersih Belgia akan menjajaki peluang bisnis di DKI Jakarta. Sebab mereka merasakan keahlian yang dimiliki sangat mungkin diterapkan di DKI Jakarta. “Mereka ingin bicara serius dengan Dirut PD PAL  Jaya dan PDAM Jaya untuk melihat kemungkinan apakah ada hal-hal yang bisa dikerjasamakan ke depan. BPMP DKI akan mencoba memfasilitasi pertemuan tersebut,” kata Terman Siregar.

Ketertarikan untuk berinvestasi, sambungnya, disebabkan baru sekitar tiga persen dari wilayah DKI Jakarta terlayani sistem jaringan air limbah. Sedangkan 97 persen lainnya belum tersentuh sama sekali dan masih menggunakan pengolahan air limbah berjenis septic tank. Untuk pengolahan air minum, mereka juga tertarik karena baru 64 persen wilayah di DKI Jakarta yang terlayani air bersih, sedangkan 36 persen lainnya belum ada sama sekali. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan itu, banyak yang memanfaatkan dengan air tanah dalam.

Source : http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?idwil=0&nNewsId=42174 - Nov 22, 2010

NEWS 2 : Republika

Penanganan Air Limbah Jakarta Baru Tiga Persen

Senin, 22 November 2010, 16:50 WIB
   
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-–Pengelolaan air limbah di DKI Jakarta ternyata baru 3 persen. Artinya, 97 persen wilayah Jakarta belum memiliki system jaringan air limbah. Kebanyakan dari mereka menggunakan septic tank. Kondisi ini membuat investor asing datang untuk menjajaki kemungkinan kerja sama.

Salah satunya dari Negara Belgia yang berkunjung pada Senin, (22/11) untuk mengkaji kemungkinan pengelolaan air limbah di Jakarta. Dari negara tersebut diwakili oleh perusahaan negeri dan swasta seperti Komisaris Cools technologies (perusahaan pengelola air limbah Belgia), Gus Cools; General manager Port of Zeebrugge, Jan Van Nieuwenburg; dan Duta Besar Beligia untuk Indonesia, Christiaan Thange. Mereka memaparkan mengenai investasi yang dimaksud kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Deputi Gubernur Bidang Perdagangan, Industri dan Transportasi DKI Jakarta, Sutanto Soehodo mengatakan kemungkinan kerja sama antar dua negara itu terbuka lebar. Meskipun hal tersebut masih perlu dikaji lebih spesifik. Sebab, dari pihak Belgia pun belum mengetahui cara untuk bisa terlibat secara bisnis dalam sector pengelolaan air limbah.

Namun, ia tak menampik jika negara tersebut sudah memiliki pengalaman dalam pengelolaan air minum, pengelolaan air bersih, dan distribusi barang-barang argo seperti sayuran dan buah-buahan. Hanya saja, upaya kerja sama itu tak bisa dilakukan secara serta merta.

Apalagi, Pemprov DKI sudah memiliki master plan untuk pengelolaan air limbah. Artinya, Belgia harus menyesuaikan dengan master plan tersebut. “Kita sudah punya master plan. Tetapi pertanyaannya, apakah master plan itu akan terus dilanjutkan atau seperti apa?” katanya.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP), Terman Siregar mengatakan penjajakan ini dilakukan karena mereka merasa keahlian yang dimiliki sangat memungkinkan untuk diterapkan di DKI. Apalagi kondisi tanah di Jakarta dan Belgia tak jauh berbeda. Sebagian tanah di sana juga berada di bawah permukaan laut. “Tanah di Jakarta, 40 persennya berada di bawah permukaan laut,” katanya.

Ia mengatakan pihak Belgia akan berbicara lebih serius dengan Dirut Pam Jaya dan PD Pal Jaya untuk melihat kemungkinan kerja sama itu. BPMP akan memfasilitasi pertemuan tersebut agar ada kesempatan peluang bisnis diantara mereka.

Pihak Belgia juga mengaku tertarik untuk pengeloaan air minum di Jakarta. Apalagi, selama ini baru 64 persen air minum warga bisa dilayani. Akibatnya, banyak dari warga yang akhirnya mengambil air tanah dalam sehingga menyebabkan penurunan muka tanah di Jakarta.

Selain pengelolaan air limbah dan pengelolaan air minum Jakarta, pihak Belgia juga memaparkan tentang transportasi terutama pembangunan pelabuhan laut. Mereka mencontohkan keberadaan pelabuhan di negara mereka yang cukup besar dan bisa melayani beberapa negara seperti Inggris, Prancis, dan Jerman.

Pelabuhan itu kebanyakan melayani kendaraan container seperti di Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Apalagi pelabuhan Tanjung Priuk direncanakan berfokus ke pelayanan container. “Tetapi, kepentingan Jakarta kan tidak hanya sebatas container, tapi juga kawasan ekonomi khusus,” katanya.

Ini berarti masih terbuka berbagai kemungkinan untuk mengelola pelabuhan di Jakarta. Pilihannya, Pemprov akan melakukan reklamasi atau sebatas membuat kolam laut yang besar sehingga aktivitas bongkar muat dilakukan di kolam tersebut dengan kapal-kapal kecil.

“Pelabuhannya kita jorokan ke laut atau membuat kolam untuk menenangkan air laut sehingga kapal yang lebih kecil bisa parkir dan melakukan aktivitas bongkar muat di tengah laut,” katanya. Ia menegaskan, kedatangan pihak Belgia baru sebatas diskusi dan tukar pikiran. Sehingga, tindak lanjut terhadapnya belum bisa ditentukan.
Red: Krisman Purwoko

Source : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/10/11/22/148151-penanganan-air-limbah-jakarta-baru-tiga-persen - Nov 22, 2010

NEWS 3 : Metro TV

Belgia Tertarik Berinvestasi di Jakarta

Ekonomi - / Senin, 22 November 2010 19:55 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Belgia tertarik untuk berinvestasi di Jakarta dalam bidang pengolahan air limbah, pengolahan air minum dan pembangunan pelabuhan.

"Mereka tertarik untuk melihat peluang bisnis di Jakarta terkait keahlian yang mereka miliki," kata Deputi Gubernur DKI Industri, Perdagangan dan Transportasi Sutanto Soehodo di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/11).

Sutanto hari ini bertemu Duta Besar Belgia untuk RI, Christiaan Tanghe dan 10 investor Belgia. Para investor antara lain pengusaha pengelola air limbah Komisaris Cools Technologies Guy Cool dan General Manager Asia Pacific Oceania Prot of Zeebrugge, Jan Van Nieuwenburg.

Dia mengatakan, Belgia menawarkan keahlian mereka di bidang pelabuhan karena tertarik mengembangkan pelabuhan Tanjungpriok dan membangun pelabuhan internasional Ali Sadikin di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Marunda.

"Sangat mungkin Pemprov DKI menggandeng Belgia untuk membangun pelabuhan internasional Ali Sadikin di KEK Marunda karena mereka punya pengalaman dengan pelabuhan dalam atau deep water port. Saya kira sangat mungkin hal itu terjadi," katanya.

Pemprov DKI sangat tertarik dengan tawaran Belgia karena APBD dan APBN tidak cukup untuk mengembangkan pelabuhan yang berbiaya sangat besar.

Sedangkan Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) DKI Terman Siregar mengatakan, pihaknya akan menjadi fasilitator pertemuan para investor Belgia dengan Direktur Utama Perusahaan Daerah Pengolahan Air Limbah (PD PAL) Jaya, Dirut PDAM Jaya dan Dirut PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

"Mereka ingin bicara serius dengan Dirut PD PAL Jaya dan PDAM Jaya untuk melihat kemungkinan apakah ada hal-hal yang bisa dikerjasamakan ke depan," kata Tarman.

Belgia tertarik berinvestasi pada pengolahan air limbah karena melihat baru tiga persen wilayah Jakarta yang terlayani sistem jaringan air limbah, dan 97 persen septic tank untuk pengolahan limbah.

Belgia juga tertarik berinvestasi pada pengolahan air minum, karena baru 64 persen wilayah Jakarta yang terlayani air bersih.(Ant/BEY)

Source : http://www.metrotvnews.com/metromain/newscat/ekonomi/2010/11/22/34703/Belgia-Tertarik-Berinvestasi-di-Jakarta - Nov 22, 2010

No comments:

Post a Comment